Tuesday, November 29, 2011

Seni Ketika Berhujah?

Di bawah ini adalah sedikit petikan yang diambil daripada kutaib kecil karangan al-Sheikh 'Aid Abdullah al-Qarni yang telah diterjemahkan dengan tajuk "PESONA CINTA". Aku terbaca halaman yang sangat menarik masa jalan-jalan kat kedai buku al-Syabab Bandar Baru Bangi. So, tanpa membeli (sebab duit aku tak banyak, poket pulak dah nak kering), aku sempat snap guna halaman ni guna henset murah aku.

Petikan ini diletakkan dalam bab "Adab-adab Ikhtilaf". Iaitu point kesembilan daripada list adab yang perlu diikuti siapa pun yang mahu berhujah ilmiah dengan pihak lawan.

Secara tak langsung, al-Sheikh seolah-olah berkata kepada kita, "Anda ingin berhujah dengan seseorang, bagaimana anda menghadapinya? Inilah caranya!". Terima kasih al-Sheikh kerana mengajar kami art of the war dalam medan ilmiah ini!
______________________________________________________

Kesembilan: Menjauhi Tindakan Mencela Dan Menjatuhkan Martabat Orang Lain

Ibnu Qudamah, pengarang kitab al-Mughni, jika hendak berdebat dengan seseorang, maka beliau terlebih dahulu memberikan senyum ke wajah lawan debatnya. Sehingga ada salah seorang ulama kemudian berkomentar, "Yang seperti ini, demi Allah, sungguh dapat membunuh orang lain dengan senyumannya."

Al-Mutanabbi mengatakan:

Orang-orang merdeka tidak bisa dibunuh (dikalahkan hujahnya), kecuali dengan memaafkan mereka

Dan apa yang bisa engkau lakukan terhadap orang merdeka yang selalu menjaga kedua tangannya

Artinya, bahwa senyuman dan kemurahan hati serta sifat ramah itu bisa membunuh lawan. Sebab, sebenarnya lawan itu ingin agar engkau terpengaruh dan terbakar oleh emosi yang ada di jiwamu. Jika engkau menunjukkan kepadanya bahawa engkau tidak terpengaruh, dan bahwa engkau tetap tenang, maka sarafnya menjadi terbakar dengan sendirinya.




No comments:

Post a Comment